Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Terkuak Bobrok Manajemen Express Bahari, Sekretaris KWK Lantangkan Tuntutan Pencopotan Kepala Cabang!

Sabtu, April 19, 2025, 22:26 WIB Last Updated 2025-04-19T15:26:41Z


Sumenep, kompasone.com – Sebuah tragedi yang mengguncang perairan Sumenep tidak hanya menyisakan duka mendalam, tetapi juga membongkar praktik manajemen yang disinyalir penuh dengan anomali.


Sekretaris Komunitas Warga Kepulauan (KWK) Sumenep, A. Suudin, dengan retorika setajam pisau bedah, mendesak PT Inti Sakti Makmur, nahkoda operasional Kapal Express Bahari, untuk segera melakukan evaluasi radikal terhadap kinerja manajemen armada mereka, terutama di wilayah Kalianget. 


Desakan ini muncul sebagai respons getir atas insiden dugaan bunuh diri seorang penumpang yang identitasnya hingga detik ini masih menjadi misteri kelam.


Dalam konferensi pers usai rapat internal yang berlangsung di Hotel Java In (19/04/2025), Suudin, yang lebih karib disapa Uuk, tanpa tedeng aling-aling menyatakan bahwa insiden memilukan ini adalah manifestasi nyata dari kelemahan fundamental dalam sistem manajemen Express Bahari. 


"Fakta bahwa identitas korban tidak terungkap secara gamblang mengindikasikan dua kemungkinan yang sama-sama mengerikan: penumpang bisa saja menaiki kapal tanpa mengantongi tiket resmi, atau bahkan ada praktik transaksional tiket ilegal yang terstruktur. Lebih jauh dari itu, kami bahkan mencurigai adanya praktik overload penumpang yang membahayakan keselamatan," ujar Uuk dengan nada geram.


Uuk tidak hanya berhenti pada diagnosis masalah. Dengan lugas, ia menuntut PT Inti Sakti Makmur untuk menggelar audit investigatif yang komprehensif terhadap seluruh lini operasional Kapal Express Bahari.


 Tak hanya itu, ia secara eksplisit merekomendasikan agar Kepala Cabang Express Bahari Kalianget, Muhammad Nurullah, segera dibebastugaskan dari jabatannya. Kegagalan Nurullah dalam menjalankan amanah dianggap sebagai kontributor signifikan terhadap carut-marut manajemen yang berujung pada tragedi ini.


 "Dalam forum rapat tadi, serangkaian informasi krusial telah kami himpun. Konsensus bulat telah tercapai: kami akan mendorong pelaporan kasus ini kepada pihak berwajib dan mendesak dengan sekuat tenaga agar Muhammad Nurullah dicopot dari tampuk kepemimpinannya," imbuhnya dengan sorot mata penuh keyakinan.


Sebelumnya, gelombang berita daring pada Jumat (18/04/2025) memberitakan secara masif dugaan aksi bunuh diri seorang penumpang Kapal Express Bahari 9C dengan rute Kalianget–Kangean. Aksi nekat tersebut diperkirakan terjadi di sekitar perairan Takat Noko, menebarkan kengerian di antara para penumpang dan awak kapal.


Muhammad Nurullah, Kepala Perwakilan Express Bahari Kalianget, dalam keterangannya memang membenarkan adanya insiden tragis tersebut. Ia bahkan menyebutkan inisial korban, AAF, berdasarkan catatan awal saat proses boarding. Namun, ironisnya, ketika ditanya lebih lanjut mengenai identitas lengkap korban, Nurullah justru mengaku berada dalam kegelapan informasi. "Nama korban AAF, itu yang kami peroleh dari proses boarding. Namun, terkait alamat dan detail data lainnya, terus terang saya tidak mengetahuinya," kilah Irul, sapaan akrab Nurullah.


Keterangan sumir ini sontak memicu tanda tanya besar. Dalam prosedur standar pembelian tiket resmi, seharusnya data komprehensif setiap penumpang, termasuk alamat dan identitas valid, tercatat secara sistematis. Absurditas situasi ini memunculkan spekulasi liar mengenai kemungkinan overload sistem pendataan penumpang atau bahkan praktik penjualan tiket di luar jalur formal tanpa melalui mekanisme registrasi yang semestinya.


Di tengah kabut misteri dan tanda tanya yang menggelayuti, pihak berwenang dilaporkan masih terus berupaya melakukan pencarian korban yang hilang ditelan laut. Investigasi mendalam juga tengah digulirkan untuk menguak tabir penyebab pasti kejadian tragis ini, sekaligus memastikan validitas dan kelengkapan data seluruh penumpang kapal. 


Tragedi ini bukan sekadar insiden individual, melainkan sebuah tamparan keras bagi wajah manajemen transportasi laut di Sumenep, yang menuntut respons tegas dan perubahan fundamental demi keselamatan dan keamanan para penggunanya.


(R. M Hendra)

Iklan

iklan
iklan