TAPUT, kompasone.com - penggunaan dana yang bersumber dari DD dan APBD di Desa Lontung, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) mendapat sorotan tajam dari warga setempat.
Mereka menilai kegiatan yang didanai dari DD dan ADD sejak tahun 2022 lalu di Desa itu tidak tepat sasaran.
"Sejak tahun 2022 hingga tahun 2024 penggunaan dana kegiatan di desa kami ini jarang melibatkan masyarakat dan kwalitasnya buruk,"kata ketua Komunitas Masyarakat adat Desa Lontung, Galumbang Rajagukguk (60) kepada wartawan Senin (28/4) di Muara.
Dia menyebut, sejak Rommel Rajagukguk menjabat sebagai kepala desa Lontung banyak kegiatan yang kurang tepat sasaran bahkan mubazir.
Kegiatan itu antara lain pembangunan Rabat beton jalan lingkungan Lumbantonga.
"Lalu ada pengadaan Viar sebesar Rp 46.000.000 belum direalisasikan hingga penyelenggaraan Posyandu, stunting dan Lansia sebesar Rp 28.140.000," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan tokoh masyarakat setempat Warlin Rajagukguk (63).
"Hanya beberapa kegiatan yang dilaksanakan kepala desa kami sekarang. Itupun mubazir. Padahal dana yang digelontorkan pemerintah ke desa kami ini mencapai Rp 1 miliar tiap tahun," ujarnya.
Proyek itu lanjutnya adalah pembangunan rabat beton jalan perladangan hauma silundu yang terkesan tidak sesuai volume.
Kemudian ketahanan pangan untuk pengadaan bibit kakao sebesar 71.960.000 belum realisasi.
Dan pembangunan Rabat beton jalan lingkungan dan drainase sosor onan sebesar 119.571.300 dibangun diatas bangunan rabat beton lama.
"Inikan mubazir,"ujarnya.
Terpisah kepala Desa Lontung Rommel Rajagukguk yang dihubungi melalui selulernya mengaku sedang menjalani pemeriksaan di Inspektorat.
(Bernat L Gaol)
