Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Dunia Pendidikan Tulungagung Tercoreng, Guru Agama SMKN 1 Rejotangan Digrebek Warga Saat Berduaan di Perumahan Gatot Kaca

Jumat, April 25, 2025, 19:13 WIB Last Updated 2025-04-25T12:14:08Z
Perumahan pelaku milik ES, rumah yang menjadi tempat pelaku memadu kasih

Tulungagung, kompasone.com  - Hari indah di perumahan BMW Gatot Kaca Dusun Baran Satu Panjerejo Rejotangan Tulungagung berubah gempar, Rabu siang, (23/4/25).


Perumahan yang biasanya tenang, tiba-tiba menjadi pusat perhatian warga setelah terjadi penggerebekan terhadap dua oknum guru SMKN 1 Rejotangan berinisial Mz (50), yakni seorang guru agama yang tinggal di Kecamatan Kauman Kalangbret Tulungagung bersama seorang guru bahasa Jawa berinisial E.S yang merupakan teman sekantor di SMKN 1 tersebut.


Penggerebekan tersebut dilakukan oleh suami E.S., yang telah lama mencurigai gerak-gerik istrinya.


Dibantu oleh warga, aparat desa dan Babinsa (Bintara Pembina Desa -red) setempat, suami E.S yang baru saja kembali dari merantau di Brunei Darussalam, memutuskan untuk mengungkap kebenaran di balik perilaku istrinya itu.


Menurut pengakuannya, ia dan E.S. sebenarnya sudah pisah ranjang, namun belum secara resmi bercerai. Kecurigaannya semakin kuat ketika mendapati tanda-tanda perselingkuhan yang dilakukan secara rutin di perumahan yang belum di tempatinya tersebut.


Menurut Luluk, Kasi Pemerintahan Desa Panjer Rejo, bahwa pihak desa menerima laporan dari suami sah E.S terkait dugaan perselingkuhan. Selanjutnya bersama Kasun (Kepala Dusun-red) Yusron Hilmi, Babinsa Koramil serta perangkat dan warga mereka melakukan penggerebekan.


"Dan memang benar Mas, kedua sejoli diluar nikah tersebut kami dapati di dalam rumah," jelasnya.


Masih menurut Luluk, lokasi kejadian berada sangat dekat dengan kediamannya, yakni di perumahan yang tepat berada di depan rumahnya.

Perum BMW Gatot Kaca Desa Panjerejo Tulungagung


"Sebagai perangkat desa, saya ikut dalam penggerebekan itu Mas", kata Luluk bercerita kepada Kompas-one.com, Jum'at (25/4/25).


Di tempat terpisah, Ketua RT Baran Satu, Supriyono Ateng (50), membenarkan adanya penggerebekan tersebut. Tetapi ia merasa kecewa karena tidak ada informasi yang disampaikan kepadanya sebelum kejadian.


"Sebelumnya tidak ada laporan Mas, tiba tiba masyarakat ramai di perumahan BMW Gatot Kaca," ungkap Ateng. 


Ateng juga mengeluhkan kurangnya komunikasi antara penghuni perumahan dengan pihak RT, terutama terkait status penghuni yang menyewa atau mengontrak rumah. 


"Sulit Mas mengetahui siapa penghuni perumahan tersebut, karena kebanyakan orang luar desa kami. Jadi kami sulit mengontrol," kilahnya.


Lanjut Supriyono Ateng, sebenarnya pumahan tersebut memiliki fasilitas CCTV, namun pengawasan tetap sulit karena tidak adanya pengamanan seperti satpam yang menjaga akses keluar masuk lingkungan perumahan.


"Harusnya ada satpam atau apa gitu Mas, sehingga mereka yang masuk bisa terdeteksi," tambahnya.


Sampai berita ini dimuat, pihak sekolah, dalam hal ini SMKN 1 Rejotangan masih menunggu klarifikasi resmi dari kedua oknum guru tersebut. Waka Kurikulum, Dwi Agustin Irawati ketika di temui Kompasone .com mangatakan jika kepala sekolah masih DL (dinas luar-red) ke Malang dan kedua guru tersebut tidak masuk.


"Kami belum mengambil tindakan lebih lanjut, karena kepala sekolah sedang bertugas di Malang," kata Dwi.


Meski begitu, ia memastikan bahwa akan melakukan pemanggilan secara dinas untuk memperoleh keterangan yang lebih rinci dari kedua guru itu.


Dari informasi yang di himpun kompasone.com, kejadian ini ternyata bukan hal baru bagi tetangga pelaku (guru E.S) di Perumahan BMW Gatot Kaca. Tetangga E.S menyebut bahwa hubungan terlarang ini sudah berlangsung sejak tahun 2022.


Menurutnya, kegiatan tersebut sering dilakukan pada hari-hari tertentu, seperti Senin pagi hingga siang, dan Jumat dari pagi hingga sore. 


"Aktivitas mencurigakan di rumah pelaku sering diabaikan oleh tetangga karena tidak ada yang tahu pasti apakah pria yang sering datang adalah suami sah atau bukan" katanya.


Sementara itu, PJ SMKN 1 Rejotangan Sutris dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Jawa Timur wilayah Tulungagung Trenggalek Sindu Widya Widyabadra ketika dihubungi kompasone.com melalu sambungan whatsap saat malam kejadian sampai berita ini di muat belum menjawab.


Salah satu siswi SMKN 1 Rejotangan yang enggan di sebut namanya, mengatakan dia hanya mengetahui kejadian tersebut dari video di media sosial.


"Saya tahu berita itu dari grub Mas, infonya guru agama dan bahasa jawa gitu," jawabnya sambil tersenyum.


Kasus ini, menuai perhatian luas dari masyarakat dan institusi pendidikan setempat. Siswa dam masyarakat mempertanyakan integritas kedua pelaku yang seharusnya menjadi panutan, apalagi salah satu dari pelaku merupakan seorang guru agama.


Diharapkan pihak sekolah dan cabang dinas setempat berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini secara profesional, demi menjaga nama baik lembaga dan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.


Sigit

Iklan

iklan
iklan