Kisaran, Kompasone.com- Sindikat narkoba 'Bos Kodok' mulai menjadi buah bibir ditengah masyarakat Asahan khususnya kota Kisaran. Seakan tak percaya, masyarakat selama ini mendengarkan saja sembari geleng-geleng kepala tentang maraknya narkoba.
Sebelum muncul dan sentral nama 'Bos Kodok' peredaran narkoba sempat redup. Itu setelah seorang bandar lama 'cuci tangan' dan istrahat dari dunia hitam.
Namun setelah diduga terjadi pergantian peredaran mulai marak.Sedangkan petugas terkesan tutup mata dengan fenomena yang ada.
Soal pemberantasan,masyarakat menilai yang dilakukan masih tebang pilih. Sebatas mengejar target yang ditentukan pimpinan agar menyenangkan. Namun, ada pengecualian.
Pengecualian yang dimaksud antara 'bendera' dan 'tanpa bendera'. Pengedar yang dianggap siluman dan diluar jalur 'bendera' akan disikat habis.
Padahal petugas kepolisian setempat gencar melakukan penangkapan. Bahkan, penangkapan yang dilakukan bukan hanya di wilayah Asahan, namun juga diluar Asahan.
Kesannya petugas berhasil menyikat peredaran narkoba ke akar-akarnya sampai diluar Asahan. Gencarnya aksi yang dilakukan petugas memberantas narkoba menyelamatkan banyak orang sehingga memberikan rasa aman.
Namun, bagaimana dengan Asahan khususnya Kota Kisaran? Mungkin tidak begitu.
Pasalnya, hingga kini jaringan 'Bos Kodok' masih aktif tanpa hambatan. Mulusnya peredaran barang haram itu disinyalir karena campur tangan oknum petugas nakal.
Disinyalir 'Bendera' Bos Kodok berkibar sejak jatuhnya FS seorang bandar narkoba setahun lalu. Mantan bandar besar itu diduga telah cuci tangan sehingga terjadi pergantian 'pengkibaran bendera' di Kisaran.
Seakan kebal hukum jaringan bandar busuk ini lancar beroperasi dibebarapa titik Kota Kisaran. Setiap hari hilir mudik pembeli terlihat disekitar lokasi peredaran narkoba tesebut.
Entah kenapa, peredaran narkoba jaringan 'Bos Kodok' ini lancar beroperasi dan terkesan bebas hambatan. Sepertinya,tak satupun pihak peduli dengan fenomena yang terjadi.
Ada dugaan, lancarnya bisnis haram itu karena terorganisirnya permainan oknum aparat nakal. Sehingga ada muncul istilah 'Barang Bendera' atau satu komando di Kisaran.
Artinya bagi pengedar narkoba yang masuk dalam 'Bendera' dibawah kordinasi aparat dijamin aman. Sedangkan para pengedar yang tidak masuk barisan dianggap 'barang siluman' dan akan dilakukan penangkapan.
"Kalau soal maraknya peredaran narkoba akan kita tindak. Kita akan menindaknya semaksimal mungkin, " ungkap Kasatnarkoba Polres Asahan, AKP Moelyoto beberapa waktu lalu saat ditanyakan soal maraknya narkoba di Asahan.
Pihaknya akan melakukan penindakan semaksimal mungkin. Semua akan ditindak dan tidak ada pengecualian dalam pemberantasannya.
Ketika ditanyakan soal jaringan narkoba 'Bos Kodok' yang bebas beroperasi dirinya mengatakan harus ada pembuktian. "Kalau berbicara jaringan harus ada yang ditangkap dulu baru bisa dibuat peta jaringan, "ujarnya berdiplomat.
Saat disinggung soal istilah 'Barang Bendera' dirinya mengatakan tidak paham. "Waduh itu persepsi masyarakat. Yang penting Satnarkoba akan menindak tegas wak, " ujarnya mengakhiri.
(Arnes Arbain)