Iklan

iklan

Iklan

iklan
,

Iklan

iklan

Dugaan Korupsi Dana JUT di Desa Somber, Sumenep Aktivis Temukan Kejanggalan

Kamis, September 26, 2024, 08:35 WIB Last Updated 2024-09-26T01:36:03Z

 


Sumenep, Kompasone.com – Program Jalan Usaha Tani (JUT) yang bertujuan meningkatkan produktivitas pertanian di Desa Somber, Kecamatan Nonggunong, Kabupaten Sumenep, terindikasi adanya penyelewengan. Temuan mengejutkan ini diungkap oleh Rasyid Nadyin, seorang aktivis pemerhati kebijakan yang melakukan investigasi langsung ke lokasi. (26/9/2024)


Berdasarkan penelusuran Rasyid, tiga kelompok tani (Poktan) di Desa Somber yang menerima bantuan program JUT dari Pemerintah Provinsi diduga melakukan fiktifisasi proyek. Meski telah mendapatkan anggaran, tidak ditemukan adanya pekerjaan fisik pembangunan jalan usaha tani di lokasi yang seharusnya.


“Setelah saya keliling Desa Somber, tidak ada tanda-tanda pekerjaan JUT sama sekali. Ini sangat mencurigakan,” ungkap Rasyid.


Upaya konfirmasi kepada Kepala Desa Somber, H. Taufik Rahman S.ip, M.ip, juga menemui kendala. Rasyid mengaku kesulitan bertemu dengan kepala desa yang selalu menghindar dan tidak bersedia ditemui tanpa janji temu sebelumnya.


“Sepertinya kepala desa alergi terhadap kontrol,” tegas Rasyid.


Merasa perlu adanya tindakan lebih lanjut, Rasyid kemudian melaporkan temuannya kepada Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sumenep, H. Chainur Rasyid. Mendengar laporan tersebut, H. Inung berjanji akan memanggil ketiga Poktan yang diduga terlibat dalam penyelewengan dana JUT.


“Saya berterima kasih kepada Pak Rasyid atas informasinya. Ini sangat membantu kami dalam mengawasi pelaksanaan program JUT,” ujar H. Inung.


Lebih lanjut, Rasyid juga mencurigai adanya praktik double akunting atau tumpang tindih dalam pengelolaan dana JUT di Desa Somber. Selain menggunakan anggaran dari Pemerintah Provinsi, Kepala Desa Somber juga mengalokasikan dana desa untuk proyek JUT yang sama.


“Ini jelas merupakan indikasi adanya penyelewengan,” tegas Rasyid.


Menutup wawancara, Rasyid berharap agar kasus ini dapat menjadi perhatian serius dari aparat penegak hukum. Ia juga meminta kepada Kepala Desa Somber untuk lebih terbuka dan responsif terhadap pengawasan masyarakat.


“Kepala desa harus menjadi pelayan masyarakat, bukan penguasa. Jangan takut dikontrol,” tegas Rasyid.


(R. M Hendra)

Iklan

iklan